Monday 2 July 2012 0 comments

"Budaya" MENYONTEK




                                                                                                                                                Nampaknya kegiatan menyontek bukanlah suatu aksi diam-diam untuk memperoleh jawaban, namun sudah jadi budaya. Pertama, saya ingin bertanya dan jawab yang jujur; Apakah Anda pernah menyontek? Apakah ada atau banyak teman Anda yang melakukan aksi menyontek saat ulangan bahkan saat ujian akhir semester? , mungkin jawaban kalian banyak “ YA”, kenapa? Seperti judul diatas karena menyontek sudah menjadi “ budaya “ di Indonesia.
                Saya menulis ini bukanlah sembarang, namun telah melalui pengamatan, khususnya di sekolah saya. Di sana saya mendapati bahwa menyontek bukanlah menjadi sesuatu yagn harus disembunyikan agar tak terlihat, namun telah erkembang menjadi seuah “ budaya” baru di lingkungan sisa-siswi bahkan orang di atas tingkat tersebut. Menyontek dilakukan oleh banyak siswa agar mereka dapat memperoleh nilai yang tinggi, khususnya yang ingin masuk jurusan “IPA”. Seperti yang diketahui, banyak atau pada umumnya rakyat Indonesia bercita-cita menjadi seorang “dokter” dan untuk mencapainya otomatis mereka harus masuk ke jurusan IPA di SMA.
                Menyontek sekarang ini dilakukan terang-terangan didepan pengawas ujian, berbagai macam cara mereka lakukan untuk dapat menyukseskan aksi tercela tersebut, dari yang menyontek sesame teman dalam satu ruangan hingga sms-an dengan teman di lain ruangan, ada yang buka buku, internet, ngobrol, pakai kode-kode, buat catatan kecil, dan memfotokopi buku atau catatan menjadi kecil. Sepertinya teknologi telah disalahgunakan. Terkadang yang lebih parah, pengawasnya pun mengijinkan para siswa untuk menyontek.
                Di sekolah saya saat ujian semester, dalam satu ruang dicampur antara kelas X dan kelas XI atau XII, oleh karena itu saya akhirnya dapat mengetahui buruknya senior saya. Gimana tidak, selama saya mengikuti ujian semester tersebut saya belum menemukan senior saya yang tidak “menyontek” alias murni kerja sendiri. Sangat miris memang melihat kejadian tersebut, terkadang saya bertanya dalam hati, “apakah ini yang dinamakah contoh kakak yang baik? Apakah mereka tidak pernah merasa bersalah? Apakah mereka tidak takut dosa?” banyak pertanyaan memenuhi pikiran saya terkait kasus tersebut. Sebenarnya semua orang itu pintar dan mampu, hanya saja terkadang malas dan tidak percaya diri dengan jawaban mereka sendiri sehingga menyontek. Yah, kita juga harus menyadari bahwa jalan hidup inni bukanlah “hanya” dari jurusan IPA, jurusan lain pun tak kalah amazing, jangan Anda pikir bahwa jurusan lain itu tidak baik. Sebenarnya kalau direnungkan baik-baik banyak orang dari jurusan IPS itu yang sukses, maaf sebelumnya bukannya saya ingin menjelek-jelekkan atau membangga-banggakan jurusan SMA, saya pun belum memiliki jurusan, saya ingin member tahu bahwa hidup kita bukanlah hanya bergantung dari jurusan IPA.
                Perlu diketahui bahwa orang Indonesia itu gengsinya tinggi (kebanyakan), apa-apa gengsi. Harusnya juga gengsi untuk menyontek juga kan, coba pikirkan, sebenarnya orang yang menyontek itu dapat dianggap pengecut loh, karena dia tidak percaya diri dengan kemampuan.
 
;